Kamis, 16 Februari 2012

Perpaduan Budaya Karo dan Theologi Kristiani

Perayaan paskah suci di Gereja Batak Karo Protestan, Sumatera Utara, menyajikan treatikal tarian budaya kuno dengan pemanggilan roh roh nenek moyang, untuk pemujaan maupun pengobatan. Di dalam masyarakat Karo biasa disebut dengan gendang seluk. 
 
Digambarkan bahwa kegiatan seperti ini dilakukan pada jaman dahulu sebelum masyarakat Karo mengenal ajaran Kristus. Namun setelah datangnya ajaran Yesus Kristus membawa perubahan besar.
 
Kegiatan Paskah dengan budaya dan pakaian adat Karo seperti ini memberi kesan tersendiri dan menjadi renungan Paskah bagi umat Kristiani Karo. Suasana prosesi tampak hikmat mulai dari awal sebelum datangnya Yesus Kristus hingga penyaliban. 
 
Kegiatan diakhiri dengan melakukan pujian dan perjamuan kudus jumat agung, yang di dalam masyarakat Karo disebut dengan jumat simbelin. Menurut pendeta GBKP Dormanis Pandia STH, memadukan theoligia dengan budaya Karo dilakukan karena masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat berbudaya tinggi. 
 
Maka dalam perayaan Paskah ini dilaksanakan ibadah inkulturasi agar masyarakat Karo meninggalkan budaya lama. Budaya lama digambarkan dengan kegiatan menyembah roh para leluhur dan mengaktualisasikan penyaliban Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari hari. 
 
Prosesi perjalanan penyaliban Yesus Kristus dengan paduan antara theologi dan inkulturasi budaya Karo akan menjadi bahan renungan betapa tingginya cinta kasih Tuhan Yesus Kristus kepada umatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar